Senin, 19 Desember 2016

Cara Memperkenalkan Aktor Baru ke Publik



Saya baru menyelesaikan analisa film tahun 2015, yang berjudul "The Age of Adaline" (Adaline) yang dibintangi oleh aktris "Blake Lively". Rangkuman dari telaah tersebut, bisa dilihat pada link di bawah ini...

http://justluten.blogspot.co.id/2016/12/the-age-of-adaline-2015.html

Pelajaran yang saya dapat dari film tersebut adalah tentang "Aktor Baru", dimana muncul pertanyaan, bagaimana memperkenalkannya ke publik? Belajar dari film ini, fokus perhatian tertuju ke arah "Anthony Ingruber" (Thony), aktor kelahiran Filipina tahun 1990. Tentu mindset kita langsung tertuju ke rasa ingin tahu, siapa aktor ini?

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Anthony_Ingruber

Secara garis besar, Thony baru menyelesaikan 3 film. Tidak tanggung-tanggung, di awal karir dia main di film "Avatar" (2009) dari sutradara "James Cameron". Di sana Thony hanya mendapat peran kecil, bahkan debut-nya seolah nyaris tak terdengar oleh publik.

Namun di film Adaline ini dia mendapat porsi yang lumayan, ditambah dengan "cerita" yang mendukung bahwa dia seakan menjadi "Harrison Ford" (Ford)
semasa muda. Dan memang benar, pada film ini Thony berperan sebagai "William Jones" semasa muda. Sedang William saat dewasa diperankan oleh Ford.

Bagian tersebut-lah yang membuat kesan bahwa ada interpretasi tentang Thony yang (mungkin) akan menjadi pengganti Harrison Ford. Apakah ini berhasil atau tidak, itu sudah urusan "branding team" dari Thony sebagai seorang aktor.

Ford sendiri bukan aktor sembarangan, film-film yang dia perankan adalah kelas kakap. Katakanlah di trilogy "Star Wars" era pertama, kemudian series "Indiana Jones", bahkan untuk kategori film wajib tonton semasa kuliah dulu yang berjudul "The Fugitive" (1993). Ini menjadi tantangan berat bagi Thony untuk menyandingkan dirinya dengan Ford. Tapi namanya juga branding, ada baiknya tetap diusahakan.

Ford mendapat perhatian saat membintangi film "American Graffiti" (1973) yang sutradara-nya adalah "George Lucas". Lucas sendiri terkenal sebagai generasi filmmaker yang memperkenalkan pemanfaatan teknologi dalam film science fiction. Ini menjadi klop, sehingga Ford mendapat porsi yang tidak main-main di film "Star Wars". Lucas dan Ford ibarat sebuah keluarga, oleh sebab itu dalam "Star Wars: The Force Awakens" (2015), Ford kembali muncul sebagai "Han Solo".

Lalu bagaimana dengan Thony? Apakah dia akan berhasil meneruskan "brand" sebagai "the next Harrison Ford"?

Secara pendapatan film Adaline kurang begitu fenomenal, ini menjadi batu sandungan bagi Thony untuk memakai branding lewat Harrison Ford. Namun, dia masih bisa berkontribusi lebih jika ingin meneruskan branding tersebut, salah satunya bergabung dengan isu pembuatan film "Avatar". Sayangnya sampai sekarang film terlaris dunia tersebut belum pasti apakah akan dibuat sekuel atau tidak.

Tapi ini perlu dicoba jika Thony mau mengembangkan karir-nya lebih jauh lagi. Sebab dia sudah kepalang tanggung memulai branding dengan Ford, berarti, dia perlu lebih jauh lagi mendalami tentang film-film apa yang membuat Ford jadi sukses?

Kesimpulan saya, sudah saatnya bagi Thony untuk menguji diri sebagai pemeran utama pada sebuah film. Dan saya rasa, ini bukan hanya berlaku bagi Thony, namun buat siapa saja yang ingin belajar tentang cara membuat branding bagi aktor baru yang belum pernah kedengaran oleh publik.

Kira-kira begitu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar